BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Pemahaman tentang manusia, sejak dari dahulu kala telah ada
pandangan dengan jawaban yang
bermacam-macam, tetapi sebagai orang Kristen kita mempunyai jawaban yang pasti
tentang manusia dengan pandangan Alkitab dimana manusia yang diciptakan dalam
gambar dan rupa Allah, semakin mendorong kita untuk mensyukuri kejadian kita
sebagai manusia, yang diciptakan sungguh amat baik. Kita adalah ciptaan-Nya
yang teristimewa dan termulia karena serupa dengan gambar Allah,yang memiliki
banyak kelebihan yang tidak dimiliki oleh ciptaan lain, bahkan kita di berikan mandat oleh Tuhan untuk mengelola,
mengembangkan semua ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini, yang harus kita
lakukan sebagai manusia ciptaan Tuhan.
Dosa bukanlah karya Tuhan
Allah. Sekalipun demikian perlu hal dosa dibicarakan sebelum kita membicarakan
hal karya Tuhan Allah sebagai Penyelamat umatNya. Sebeb yang diselamatkan oleh
Tuhan Allah adalah manusia berdosa. Tidak mungkin kita dapat mengerti akan
besar dan mulia karya penyelamatan Tuhan
Allah, seandainya kita tidak mengerti, betapa celaka manusia yang diselamatkan
itu karena dosanya.
Dengan begitu, maka akan
dibahas tentang manusia dan juga hubungannya dengan dosa yang selalu dilakukan
oleh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
I.
MANUSIA
A. Pandangan Tentang Manusia
Apakah manusia itu?, banyak pemikir telah
memberikan beragam bagi pertanyaan ini diantaranya:
1.
Pendapat dari golongan evolusionis yang percaya bahwa
manusia itu merupakan hasil proses evolusi alamiah dari suatu bentuk kehidupan
yang lebih sederhana dimana manusia adalah suatu spesies kera. Para ahli
evolusianisme meskipun dengan sungguh-sungguh mencari-cari hingga sekarang
belum dapat menemukan salah satu makhluk yang dapat menghubungkan kera dengan
manusia.[1]
Itu berarti pembuktian teori evolusi dari Darwin itu tak ada satu pun argumen
tersebut yang dapat membuktikan.[2]
2.
Menurut Religi Suku Murba di Indonesia, manusia adalah
keturunan dewa, sehingga dapat disimpulkan, bahwa sebenarnya tiada perbedaan
hakiki antara manusia dengan dewa, seperti halnya seorang anak tidak berbeda
dengan ayahnya secara hakiki. Perbedaan yang ada di antara manusia dan dewa
hanya secara gradual atau tingkatan saja.
3.
Di dalam Agama Hindu, Inti sari manusia (purusa atau atman) pada
hakekatnya adalah Brahman sendiri, yang menampakkan diri dengan
alat-alat pembatasan diri. Tat twamasi (Itulah kamu), yang berarti bahwa
kamu adalah Brahman sendiri, mewujudkan kunci wasiat pengungkapan rahasia
manusia.
4.
Agama Islam mengajarkan bahwa hakekat manusia bahwa Ia
adalah hamba Allah, makhluk yang harus rnenghambakan dirinya kepada Allah.
Hubungan antara Allah dan manusia adalah sama dengan hubungan antara Raja
dengan rakyatNya.
5. Menurut
ajaran Komunis manusia adalah binatang menyusui yang telah berkembang dengan
memiliki bakat-bakat ekonomis, suatu eksemplar yang cakap dan jenis yang
bersifat biologis-ekonomis.
6.
Bapa-bapa gereja Yunani membedakan antara manusia
sebagai eikon dan sebagai Homoiosis. Eikon diartikan sebagai
rasionalitas serta kebebasan intelektual, dan homoiosis sebagai usahanya guna
mendapatkan kesempurnaan yang didukung oleh anugrah Allah.
7.
Menurut Antropologi Ortodoksi memusatkan istilah imago secara khusus. Dua pengertian imago dei, dibedakannya satu sama lain:
a). Imago Dei Generaliter, yaitu manusia
adalah gambar Allah dalam pengertian umum. Juga sesudah kejatuhan dia tetap
berada dalam kesamaan struktural dengan Allah.
b). Imago Dei Specialiter, yaitu manusia
adalah gambaran Allah dalam pengertian khusus. Kesegambaran manusia dengan
Allah pada pengertian ini terdapat didalam keadilan dan kekudusan manusia yang
telah kehilangana oleh sebab kejatuhan.
8.
Pada zaman modern manusia menjadi ukuran bagi segala
sesuatu. Diantaranya I. Kant mengartikan pencerahan sebagai ‘keluarnya manusia
dari ketidakdewasaannya yang disebabkan oleh dirinya sendiri’. Hanya sebagai
seorang yang berfikir manusia adalah manusia berbeda dengan binatang. Rumusan
dari prinsip itu adalah cagito, ergo sum (saya berpikir, maka saya ada).[3]
B. Manusia Menurut Alkitab
Berbeda dari golongan evolusionis
orang-orang Kristen percaya bahwa manusia diciptakan langsung oleh Allah bahkan
Alkitab menegaskan bahwa manusia adalah spesies khusus (kej. 1) yang tidak
mungkin berasal dari hewan[4],
bahkan ada perbedaan yang hakiki antara ajaran Alkitab dan ajaran agama-agama
yang lain.
Alkitab melihat manusia dari segi keagamaan,
dalam hubungannya dengan Tuhan Allah. Di Kej. 2:7 disebutkan, bahwa Tuhan Allah
membentuk manusia dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah rnanusia menjadi makhluk yang hidup. Ayat ini pertama-tama
menunjukkan, bahwa manusia bukanlah berada dengan sendirinya, melainkan bahwa
ada yang menciptakannya, yaitu Tuhan Allah sendiri. Tuhan Allahlah yang
menciptakan manusia, yang semula belum ada, sehingga menjadi ada. Jadi adanya
manusia karena kehendak Allah. Manusia bukanlah keturunan Tuhan Allah, Ia juga
bukan mengalir keluar dari pada Allah, tetapi ia diciptakan oleh Allah.
II.
DOSA
A.
Asal Dosa
Dapat dikatakan bahwa semua Agama mempersoalkan
tentang asal Dosa. Akan tetapi jawaban Agama-agama itu tidak sama. Berukut
diuraikan pandangan beberapa Agama tentang asal dosa:
1.
Agama Hindu: Dosa disebabkan karena benda
prakrti. Karena persekutuannya dengan prakrti itulah maka jiwa dijalinkan ke
dalam banyak hayalan hal ini mengakibatkan, bahwa tiap langkah yang dilakukan
adalah salah.
2.
Agama Budha: Awidya yang menyebabkan dosa (ketidaktahuan manusia).
3.
Agama Islam: Menurut agama islam dosa
berasal dari nafsu (sura 12:53), yang menjadikan orang takabur (sura 2:34), dan
sombong (sura 7:146).
Pertanyaan tentang asal dosa memang sukar dijawab, bahkan dapat dikatakan,
tidak mungkin dijawab oleh manusia, siapapun dia.
B. Hakikat Dosa
Apakah sebenarnya hakikat dosa itu? Juga terhadap soal ini sudah banyak
jawabannya.
1.
Agama Suku Murba: Menganggap dosa sebagai
pelanggaran terhadap adat. Yang dimaksud dengan adat ialah tata tertib kosmis
yang telah diadakan para nenek moyang mereka pada awal zaman, dimana tiap
anggota masyarakat dan tiap anggota kosmos atau dunia memiliki tempatnya
sendiri-sendiri, dan yang harus hidup serta bertindak sesuai dengan kedudukan
masing-masing.
2.
Menurut Agama Hindu Budha: Hindu dan budha
dosa adalah awidya, ketidaktahuan. Itulah hakikat dari sedalam-dalamnya dari
dosa. Manusia disilaukan oleh maya, oleh khayalan(hindu),atau oleh
keinginan(budha). Oleh karena itu manusia tidak tau, bahwa dunia ini adalah
semu saja,ia tidak tahu bahwa dirinya adalah Brahman ( hindu), atau bahwa tiada
jiwa ( buddah).
3. Agama islam: dosa diungkapkan dengan bermacam- macam cara. Ada kata-kata
yang dipergunakan untuk mengungkapkan dosa sebagai kejahatan dalam segala
bentuknya, baik moril maupun bukan moril.
C. Dosa Menurut Alkitab
1.
Didalam PL
Dosa dibicarakan dengan bermacam-macam cara. Dosa adakalanya disebut dengan
sebuah kata yang pokoknya berarti: kehilangan
(keluaran 20:20,amsal 28:36). Jikalau biasa disebut istilah demikian,maka
yang dimaksud ialah bahwa manusia kehilangan tujuannya atau tidak mencapai
tujuannya,sebab ia tidak memperhatikan peraturan yang diadakan oleh Tuhan
Allah.jadi dengan istilah tadi yang dikenakan ialah hasil tindakan manusia
dengan dosanya itu,bukan motif-motif atau dorongan-dorongan yang mendorong
perbuatannya.
2.
Didalam PB Dosa Disebut: pelanggaran hukum
Allah. Atau menurut aslinya: anomia,yaitu perbuatan tanpa kasih atau
kejahatan.ungkapan-ungkapan yang lain ialah; ketidaktaatan, ketidaksetiaan,
tidak percaya, dan lain sebagainya. semua ungkapan itu menunjukan,bahwa ada
sesuatu yang hilang karena dosa itu.
Jadi menurut Alkitab dosa adalah suatu pemberontokan.
Maka akibatnya luas sekali. Dosa menurut Alkitab, memiliki sifat yang umum, dan
meliputi seluruh keturunan Adam dan Hawa. Dengan cara yang bremacam-macam hal
itu diajarka oleh Alkitab. Di roma 3:9 umpamanya, dosebutkan bahwa baik orang
Yahudi maupuin orang Yunani, mereka semua ada dibawah kuasa dosa. Demikian juga
roma 3:23 mengatakan, bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah. Adapun akibat-akibat dari dosa adalah yaitu, diperbudak oleh dosa
dan terkena murka Allah.
Sekalipun dalam Alkitab membeda-bedakan dosa. Ada dosa
yang dipandang yang dipandang sebagai lebih berat dari pada yang lain. Didalam
PL umpa,manya, ada dosa yang diperbuat karena sesat dan ada dosa yang diperbuat
dengan sengaja. Orang yang melakukan dosa dengan sengaja di pandang sebagai
mencelah Tuhan Allah. Oleh karena itu, Ia harus ditumpas. Orang yang melakukan
dosa karena sesat, dapat diampuni dengan mempersembahkan korban penebusan dosa,
(Bil 15:27-31). Selain dari pada itu di (Mzm 19:13) sebutkan tentang kesalahan
yang tidak disadari artinya tidak diketahui oleh yang melakukan sendiri.
Demikian diantara dosa-dosa yang beraneka ragam dan
tabiatnya tadi Tuhan Yesus sendiri mengatakan, bahwa ada dosa yang dapat
diampuni dan dosa yang tidak dapat diampuni. Dosa yang tidak dapat diampuni itu
disebut sebagai dosa menghujat Roh Kudus. Dosa ini harus dibedakan dengan dosa
yang disebut mendukakan Roh Kudus, memadamkan Roh. (Mat 12:22-33; Mar 3:22-30;
Luk 11:14-26 dan 12:10).[5]
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Menurut Perjanjian Lama manusia yang adalah gambar
dan rupa Allah, terdiri dari daging dan jiwa yang hidup, yang dari debu diberi
nafas hidup dan roh Allah (Kej 2:7).
Kesegambaran itu tidak dapat kita batasi pada hakikat rohani manusia; di
dalamnya terkandung juga yang badaniah. Manusia menanggung kesegambarannya
dengan Allah juga sesudah kejatuhannya (Kej 5:1,3, 9:6).
Menurut Perjanjian Baru pada satu pihak
mengisyaratkan kesegambaran manusia dengan Allah (I Korintus 11;7, Yak 3:9).
Pada pihak lain hanya Kristus yang dianggap sebagai gambaran Allah (II Kor
4:4;Kol 1;15), dan kesegambaran itu dimiliki manusia hanya di dalam Kristus (
Rom 8:29). Perjanjian Baru tidaklah mengikuti ajaran Plato, yang memisahkan
jiwa dan tubuh dengan merendahkan nilai tubuh menjadi penjara jiwa, dan menurut
ajaran Aristoteles bahwa manusia sebagai makhluk yang beratio. Tetapi pemahaman
manusia yang tidak terdapat dalam Alkitab ini telah menyebar luas ke
Antropologi Gereja.
Ada 2(dua)
gambaran tentang hakikat manusia dalam Alkitab yang sangat terkenal dan
keduanya tampak kontras.:Manusia disebut sebagai citra, gambar atau rupa Allah
(Kej 1:27) dan Penuh kemuliaan dan
hormat (Mazmur 8:5). Manusia yang hanyalah debu tanah (Kej 2:7, Kej 3:19) telah
melakukan perbuatan dosa sehingga gambar Allah itu menjadi rusak, namun dengan
anugerah penyelamatan Kristus manusia menjadi ciptaan baru. Itulah sebabnya
manusia berarti memiliki kehormatan, sebagai gambar Allah yang mampu bersekutu
secara pribadi dengan Allah, manusia memiliki kewajiban bahwa manusia merupakan
wakil Allah untuk memerintah dunia.
Dapat dikatakan
bahwa semua Agama mempersoalkan tentang asal Dosa. Akan tetapi jawaban
Agama-agama itu tidak sama. Agama Suku Murba menganggap dosa sebagai
pelanggaran terhadap adat. Hindu dan buddha dosa adalah awidya, ketidaktahuan.
Agama islam: dosa diungkapkan dengan bermacam- macam cara. Ada kata-kata yang
dipergunakan untuk mengungkapkan dosa sebagai kejahatan dalam segala bentuknya,
baik moril maupun bukan moril.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Theol. Dieter. Becker,2001, Pedoman Dogmatika, BPK;Jakarta
Dr. R. Soedarmo,2006, Ikhtisar
Dogmatika, BPK: Jakarta.
Dr. Harun Hadiwijono, 2001, Iman Kristen, BPK; Jakarta.
Louis Berkhof, 2011, Teologi Sistematika 2, Momentum; Surabaya
[1] Dr. R. Soedarmo,
2006, Ikhtisar Dogmatika, Jakarta, BPK, hal ; 140
[2] Louis Berkhof,
2011, Teologi Sistematika 2, Surabaya
Momentum; hal 13
[3] Dr. Theol.
Dieter. Becker,2001, Pedoman Dogmatika, Jakarta,BPK, hal :43-45
[4] Ibid 113
[5]
Dr.Harun
Hadiwijino, 2001, Iman Kristen, Jakarta, BPK, hal 225-249
Watch: '90s Top Video - Youtube Channel - Videoodl.cc
BalasHapusTop Video: '90s Top Video. Watch: '90s Top Video. Watch: '90s Top Video. Watch: '90s Top Video. Watch: '90s Top youtube to mp4 Video.